Kamis, 14 Oktober 2010

Tiga Fase Yang Akan Dicapai Dalam Bisnis Internet

Tiga Fase Yang Akan Dicapai Dalam Bisnis Internet

Jika saya melakukan kilas balik ke masa di saat saya memulai bisnis internet 9 tahun silam, mengingat-ingat bulan demi bulan yang saya lalui dalam perjalanan bisnis ini, saya menemukan bahwa pada dasarnya perjalanan hidup (bisnis) saya terbagi dalam tiga fase.

Fase merangkak: Mencari ‘income for today’

Fase pertama saya sebut dengan fase merangkak. Yaitu sebuah fase di mana saya masih mengais-ngais informasi dan peluang, mencoba menemukan ilmu yang tepat agar bisa menghasilkan uang dari internet. Saya coba peluang ini, saya coba peluang itu, trial di sana, error di sini dan seterusnya.

Pada fase ini saya tidak pernah berpikir suatu saat saya akan beli ruko dan punya karyawan 10 orang seperti sekarang ini. Saya juga tidak pernah membayangkan bisa beli rumah megah, mobil mewah dan sebagainya. Walaupun impian itu ada sejak awal, tetapi saya sama sekali tidak berani menyimpulkan bisnis saya di fase itu akan bisa mewujudkan semua impian itu.

Yang saya pikirkan saat itu adalah bagaimana bisnis ini bisa menambah isi kantong saya, sehingga hari itu saya tidak kelaparan. Sehingga saya tetap bisa membayar biaya koneksi, membayar biaya telepon, pulsa dan apa saja yang setiap hari saya konsumsi.

Jadi, yang saya lakukan saat itu adalah hal yang praktis-praktis saja. Seperti misalnya mengikuti program affiliate, mengikuti program MLM, dan sebagainya. Sasaran saya cuma satu, bagaimana saya bisa hasilkan income untuk hari ini. Itu saja. Untuk besok, itu urusan belakangan. Cari penghasilan hari ini saja susah, apalagi buat besok, pikir saya begitu waktu itu.

Jadi, fase ini adalah fase dimana Anda harus tetap bekerja untuk mendapatkan uang. Jika Anda berhenti bekerja, maka berhentilah income anda.
Fase berjalan: Mencari ‘income for tomorrow’

Kemudian fase berikutnya datang, dimulai saat saya berpikir bagaimana caranya saya bisa punya penghasilan untuk besok. Artinya, income yang saya hasilkan sekarang ini bisa saya pakai untuk biaya beberapa minggu atau bulan ke depan. Misal, untuk makan 6 bulan, untuk koneksi 3 bulan, untuk biaya iklan, dan sebagainya. Di saat itulah saya mulai membuat produk sendiri, dan merancang sebuah sistem yang memungkinkan saya memperoleh hasil yang cukup besar dari bisnis.

Di sinilah bisnis saya mulai berjalan. Maka dari itu saya sebut dengan fase berjalan.
Saya senang sekali, karena income yang dihasilkan memang sudah bisa saya simpan untuk kebutuhan saya berbulan-bulan bahkan setahun yang akan datang. Di sinilah fase dimana saya sudah mulai merasakan semakin stabilnya keuangan sehingga bisa agak leluasa menjalankan bisnis.

Inilah pertama kalinya saya bisa menikmati hidup. Income yang masuk memberikan keleluasaan bagi saya dan keluarga untuk digunakan. Bisnis juga tidak membelenggu saya, dan saya bisa mulai bebas bergerak walaupun belum sepenuhnya leluasa. Saya sudah tidak pernah mengkhawatirkan lagi hari ini mau makan apa, besok mau makan apa… bahkan inilah saat dimana saya sudah tidak khawatir dengan cicilan-cicilan hutang saya.

Istilahnya, jika saya tidak kerja hari ini, uang saya masih bisa dipakai hingga beberapa periode yang akan datang, misal sampai 6 bulan atau setahun yang akan datang.

Jadi, fase ini adalah fase dimana Anda bisa menghasilkan income yang bisa dinikmati sampai beberapa periode yang akan datang.
Fase berlari: Mencari ‘income for life’
Inilah fase dimana saya berharap sudah sepenuhnya berada di dalamnya saat ini, dimana saya mendapatkan kesejahteraan dan kemakmuran sejati. Saya sebut ini dengan fase berlari.

Inilah fase dimana saya bisa mengubah bisnis atau apapun juga menjadi aset untuk saya. Dan yang saya maksud dengan aset adalah sesuatu yang memiliki nilai dan terus memberikan penghasilan rutin sepanjang waktu.

Saat ini saya memiliki banyak aset yang selalu bertambah nilainya. Dari hasil bisnis di internet, saya bisa membeli beberapa rumah, ruko, atau tanah yang semakin besar nilainya dari waktu ke waktu. Inilah sumber ‘income for life’ dari dunia nyata.
Kalau di internet, saya memiliki aset yang saya sebut dengan ‘aset virtual’. Seperti misalnya blog yang terus mendatangkan pengunjung, program-program bisnis dan produk ciptaan saya yang terus menghasilkan penjualan, ratusan ribu data kontak yang siap membeli apapun produk yang saya tawarkan… bahkan website-website yang saat ini saya jalankan bernilai milyaran rupiah jika Anda cek nilai jualnya di situs-situs web valuer. Misal:

• JokoSusilo.com bernilai Rp 1,75 milyar

http://bizinformation.org/id/www.jokosusilo.com

• FormulaBisnis.com bernilai Rp 2,19 milyar

http://bizinformation.org/id/www.formulabisnis.com
Bukan hanya itu, banyaknya link yang menuju web saya, banyaknya blog yang merekomendasikan blog saya, dan yang lainnya adalah salah satu bentuk aset virtual. Dan buat saya ini nilainya sama berharganya dengan tanah dan rumah di dunia nyata.
Fase inilah dimana Anda memiliki kestabilan yang sesungguhnya dalam bisnis. Anda tidak perlu selalu berada di depan komputer untuk berbisnis. Anda memiliki banyak orang kepercayaan yang menjalankan bisnis anda.

Bisnis Anda berjalan, tetapi Anda juga tidak menjadi budak di dalamnya. Anda bisa pergi kemanapun dan dipastikan roda bisnis Anda tetap berjalan tidak peduli Anda sedang ada di tengahnya atau tidak.

Inilah fase dambaan semua orang, namun banyak di antara mereka yang terhenti pada fase kedua saja. Karena mereka tahu, jika mereka berhenti seminggu saja, bisnis mereka bisa kacau dan berantakan.

Nah, disinilah pentingnya Anda jangan pernah berhenti berjuang sebelum Anda yakin sudah ada di fase ini dengan sempurna. Saya pun belum sepenuhnya berada di fase ini, karena saya masih belum yakin bisnis dan sistem yang saya rancang bisa tetap berjalan dengan baik jika semua saya tinggal bepergian selama berbulan-bulan.
Tapi bagaimanapun juga, kondisi saat ini sudah sangat pantas untuk disyukuri. Benar bukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar